Di tanah (aspal) bernama perkotaan, aku menemukan banyak manusia berotak pintar dengan ilmu bangku sekolah yang gemilang dan karir cemerlang. Profesi yang agung, kian menaikkan harga diri yang semakin menjulang wahh.. Dari panggung inilah lahir kutu kupret bernama ‘status sosial’. Yang punya pendidikan dan jabatan tinggi dihormati, yang tidak lebih penting dihempas bagai upil.
Luar biasanya lagi ialah ketika mereka mengakrabkan diri karena kebutuhan, keharusan dan punya urusan. Setelah keluar dari segala kepentingannya, segala keramahan yang ditunjukkan bagai ibu peri seakan musnah hilang ditelan kawah Jonggring Saloko. Ingin rasanya aku kepret satu per satu manusia – manusia macam mereka.
Maka dari itu aku sangat suka bepergian mendaki gunung. Ada beribu alasan yang tidak bisa kujelaskan satu persatu. Dari pengalamanku sendiri, orang yang mendaki gunung lebih banyak yang bisa mengerti arti kehidupan serta menghargai orang lain.
Sekelompok manusia – manusia kehilangan arah dan tujuan. Kita yang salah jalan atau Pangrango yang pindah tempat? Buat kalian yang belum pernah, atau bermimpi, atau berniat, atau berencana, atau sedang dalam perjalanan ke TNGGP, kalo yang udah bolak balik kesana udah nggausah diterusin baca karena ngga ada manfaat buat kalian. Khususnya jalur Cibodas, kejadian ini kami alami kemarin waktu menyambang kesana.
Camp di Kandang Badak, dan summit attack jam 5 (baru pernah semalas ini summit, mbuh ngapa, mungkin karena tukang kompor dan koar2 ngga ikut Arif dan Fajri). Berhubung jalan masih peteng ndedet, kami tidak jeli mengamati plang persimpangan jalan. Niat awal summit Pangrango, dan sampai tanjakan setan baru nyadar kalo kami salah arah.
Pas turun baru liat ternyata dari Kandang Badak naik dikit, ada plang penanda arah ke puncak Gede dan Pangrango. Posisi plang sangat tinggi dan pagi buta kami bukan kurang kerjaan untuk jalan dengan posisi kepala ndongak2 ke atas. Jadilah kami disini tanpa menikmati Surya Kencana yang konon kabarnya dipenuhi padang edelwais itu, kecuali om leader Mufti yang jiwa ngathaknya sangat tinggi. Yasudahlah, next time bisa kesana lagi setelah Rinjani, Kerinci, Raung.