Pola asuh permisif adalah salah satu gaya pengasuhan di mana orang tua cenderung santai, hangat, dan kurang mengatur aturan atau batasan yang ketat bagi anak-anak mereka. Dalam pola asuh ini, orang tua lebih cenderung bertindak sebagai teman daripada sebagai otoritas yang menetapkan batas-batas perilaku yang diperlukan. Gaya pengasuhan ini sering kali menekankan pada penerimaan, kesabaran, dan penghargaan terhadap anak, sementara kebutuhan untuk menegakkan disiplin atau memberikan struktur yang jelas sering kali kurang ditekankan.
Ciri-ciri Pola Asuh Permisif
- Kesantunan dan Keterbukaan
- Orang tua dalam pola asuh permisif umumnya sangat hangat dan menerima. Mereka cenderung lebih fleksibel dalam menanggapi keinginan dan kebutuhan anak, serta terbuka terhadap ekspresi anak tanpa banyak intervensi atau koreksi.
- Kurangnya Batasan yang Ketat
- Dalam keluarga yang menganut pola asuh permisif, aturan-aturan dan batasan-batasan yang jelas sering kali tidak banyak ditegakkan. Anak-anak mungkin memiliki kebebasan yang lebih besar untuk mengekspresikan diri mereka tanpa takut akan hukuman atau kritik.
- Kesempatan untuk Memilih Sendiri
- Anak-anak dalam pola asuh ini mungkin diberikan lebih banyak kesempatan untuk membuat keputusan sendiri, seperti dalam memilih kegiatan ekstrakurikuler atau menentukan waktu tidur. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan rasa kontrol diri dan mandiri anak.
- Kesulitan dalam Menetapkan Batasan
- Orang tua dalam pola asuh permisif cenderung kesulitan menetapkan batasan yang konsisten atau menegakkan aturan yang telah ditetapkan. Mereka mungkin merasa sulit untuk menghadapi konflik atau menolak permintaan anak.
- Kurangnya Disiplin yang Konsisten
- Disiplin dalam pola asuh permisif cenderung kurang konsisten. Orang tua mungkin cenderung membiarkan anak menentukan sendiri perilaku mereka tanpa memberikan arahan atau konsekuensi yang jelas untuk pelanggaran aturan.
- Kesulitan dalam Menyampaikan Norma Sosial
- Anak-anak dalam pola asuh permisif mungkin mengalami kesulitan dalam memahami dan mengikuti norma-norma sosial yang berlaku, karena kurangnya arahan atau panduan yang konsisten dari orang tua.
Dampak Pola Asuh Permisif pada Anak
- Kemandirian yang Terlalu Rendah
- Anak-anak dalam pola asuh permisif mungkin kurang terlatih dalam mengembangkan kemandirian. Mereka mungkin menjadi terlalu bergantung pada orang tua atau orang lain untuk membuat keputusan atau menyelesaikan masalah.
- Kurangnya Pengendalian Diri
- Kurangnya batasan yang jelas dapat menyebabkan anak-anak kesulitan dalam mengatur emosi dan perilaku mereka sendiri. Mereka mungkin cenderung menjadi impulsif atau kesulitan menahan diri dalam menghadapi frustasi atau tantangan.
- Prestasi Akademis yang Rendah
- Meskipun tampaknya paradoks, kelembutan pola asuh ini kadang-kadang dapat menyebabkan anak-anak merasa kurang termotivasi untuk mencapai prestasi akademis yang tinggi. Tanpa tekanan atau dorongan yang cukup, mereka mungkin kurang termotivasi untuk belajar dengan tekun atau mengejar tujuan akademis yang ambisius.
- Masalah dalam Hubungan Sosial
- Anak-anak mungkin mengalami kesulitan dalam berinteraksi secara efektif dengan teman sebaya atau orang dewasa lainnya. Kurangnya pengalaman dalam menavigasi aturan dan norma-norma sosial dapat membuat mereka kurang siap untuk situasi sosial yang kompleks.
- Ketergantungan pada Pujian dan Penghargaan Eksternal
- Anak-anak dalam pola asuh permisif mungkin cenderung mencari pengakuan atau pujian dari luar untuk memvalidasi diri mereka. Mereka mungkin kurang memiliki motivasi internal untuk mencapai tujuan atau memuaskan rasa ingin tahu mereka sendiri.