Harga saham turun pada umumnya tidak disukai oleh investor. Hal tersebut berpotensi membuat ada “tanda merah” dalam portofolionya.
Tidak semua penurunan harga saham bermakna sama. Ada yang bermakna saham tersebut terdiskon atau semakin murah, ada yang menandakan jenuhnya pasar terhadap saham tersebut, ada juga yang bermakna ketidakpercayaan investor pada suatu emiten.
Berikut adalah penjelasannya dan bagaimana kita menyikapinya.
Turun Karena Terdiskon
Saham dikatakan terdiskon ketika harga sahamnya turun namun kinerjanya tetap, atau bahkan justru meningkat. Penurunan harga saham pada emiten kinerja bertumbuh hanya merupakan bagian jangka pendek dari siklus harga saham tersebut. Untuk itu sangat penting untuk memperhatikan kinerja dan harga sahamnya dengan rentang waktu sepanjang mungkin.
Harga saham turun karena terdiskon tentu menjadi kesempatan. Namun tetap perhatikan alokasi dana kita terhadap saham tersebut supaya tidak “kalap”. Karena seringkali harga saham turun bisa turun lebih dalam lagi.
Turun Karena Jenuh
Berdasarkan Dow Theory, terdapat tiga siklus utama harga saham. Yaitu fase akumulasi, partisipasi publik, dan distribusi. Fase akumulasi adalah fase sideway. Seringkali terjadi pada saham undervalue yang tidak dikenal. Kemudian pada fase partisipasi publik, ditandai dengan kenaikan harga saham yang seringkali tidak masuk akal. Membuat valuasi saham tersebut menjadi sangat mahal.
Fase terakhir terjadi ketika semua orang mulai menyadari valuasinya yang mahal. Saat itulah harga saham menjadi jenuh dan mulai memasuki tren penurunan.
Turun Karena Jenuh
Saya menghindari saham yang tengah tren dan overvalue. Saya juga tidak menyesal ketika harga saham tersebut ternyata masih bisa naik jauh lebih tinggi lagi. Karena return yang saya peroleh dari saham undervalue sudah cukup memuaskan.
Ketika saham overvalue jatuh, umumnya tidak mudah untuk kembali ke harga tertingginya. Butuh waktu yang lama dan butuh peningkatan kinerja yang tinggi untuk mengejar valuasi di harga saham tinggi tersebut. Atau menunggu keberuntungan ketika emiten tersebut kembali menuju fase partisipasi publik.
Turun Karena Kepercayaan Investor Hilang
Pada banyak emiten bluechip overvalue, harga sahamnya akan tetap naik selama investor masih percaya terhadap emiten tersebut. Sekali kepercayaan hilang, harga sahamnya akan mulai sideway dan cenderung turun. Banyak investor mulai menyadari valuasinya yang mahal. Kepercayaan hilang biasanya dipicu penurunan kinerja laba bersih atau ROE-nya.