Perang dari Rusia dan Ukraina memberikan dampak yang dapat dirasakan tidak hanya oleh kedua negara tersebut, namun berdampak secara global. Dampak tersebut berada pada sektor politik dan ekonomi.
Invasi yang di lakukan Rusia terhadap Ukraina sudah di lakukan sejak (Kamis 24-2-2022) dengan berbagai serangan udara di pangkalan militer dan ke kota-kota besar seperti Kyiv, ibukota Ukraina. Invasi yang di lakukan oleh Rusia mengakibatkan sanski yang besar dari berbagai negara Barat untuk merusak ekonomi Rusia dan menegaskan bahwa presiden Vladimir Putin sebagai pihak yang bersalah.
Dampak Perang Rusia dan Ukraina
1. Kenaikan Harga Komoditas Dunia
Eisha mengatakan bahwa perang dapat memberikan resiko terhadap kenaikan harga-harga komoditas Ukraina-Rusia. Ia juga menjelaskan bahwa Rusia merupakan salah satu produsen minyak bumi, pertambangan seperti aluminium, palladium dan nikel, dan bahan baku pupuk (potash). Ukraina dan Rusia merupakan negara pengekspor gandum.
Perang Rusia dan Ukraina memberikan dampak pada kenaikan harga minyak bumi yang meningkat hingga lebih dari $100/barrel. Lalu harga bahan bakar minyak di AS dan Erop meningkat hingga 30%.
2. Suplai Logistik dan Komoditas Menjadi Terhambat
Eisha mengatakan bahwa rantai pasokan global karena COVID-19 sudah mengalami keterhambatan. Berkepanjangnya konflink yang terjadi di Ukraina dan Rusia berisiko memicu kenaikan harga pada komoditas dan memperburuk supply chain.
Jika pengiriman logistik melambat dan suplai komoditas terhambat, lalu infrasturktur pelabuhan di area Laut hitam rusak karena perang maka Rusia akan di berikan sanksi komoditas. Namun sanski ini juga bisa memperburuk harga dari komoditas karena pasokan dari komoditas alam berasal dari Rusia untuk global menurun.
3. Potensi Naiknya Harga Ekspor
Perang dapat membuat krisis dan kerugian perdagangan hingga berdampak pada ekonomi ada juga beberpa negara yang diuntungkan. Contohnya negara penghasil perak, emas, nikel dan aluminium seperti di Indonesia harga komoditas mengalami kenaikan akibat dari konflik Rusia dan Ukraina yang saat ini sedang berlangsung.
Lalu negara lain penghasil minyak, gas bumi, emas, perak, aluminium dan nikel hingga palladium juga mengalami kenaikan