Intermittent fasting (IF) adalah pola makan yang melibatkan siklus antara periode makan dan berpuasa. Berbagai jadwal intermittent fasting bisa diadaptasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi pribadi. Berikut adalah berbagai jenis jadwal intermittent fasting, mulai dari yang ringan hingga ekstrem, yang dapat Anda pertimbangkan:
1. 16/8 (Leangains)
Ini adalah salah satu metode intermittent fasting yang paling populer dan relatif mudah diikuti. Metode ini melibatkan puasa selama 16 jam setiap hari dan makan dalam jendela waktu 8 jam. Misalnya, jika Anda makan pertama kali pada pukul 12 siang, maka makan terakhir Anda harus sebelum pukul 8 malam. Jadwal ini cukup ringan dan sering kali diterima dengan baik oleh banyak orang karena tidak terlalu membatasi waktu makan.
2. 14/10
Jadwal ini sedikit lebih fleksibel dibandingkan dengan 16/8. Dalam metode 14/10, Anda berpuasa selama 14 jam dan makan dalam jendela waktu 10 jam. Misalnya, jika Anda memulai makan pada pukul 10 pagi, Anda harus berhenti makan sebelum pukul 8 malam. Ini adalah pilihan yang baik bagi pemula yang baru mencoba intermittent fasting atau bagi mereka yang ingin jadwal yang sedikit lebih mudah diikuti.
3. 12/12
Metode ini adalah salah satu yang paling sederhana dan paling mudah diikuti. Anda berpuasa selama 12 jam dan makan dalam jendela waktu 12 jam. Sebagai contoh, jika Anda makan pertama kali pada pukul 8 pagi, Anda dapat makan hingga pukul 8 malam. Ini mirip dengan pola makan biasa namun dengan tambahan waktu puasa yang membantu mengatur pola makan dan mengurangi asupan kalori.
4. 5:2 Diet
Metode ini melibatkan makan normal selama 5 hari dalam seminggu dan membatasi asupan kalori pada 2 hari non-berturut-turut. Pada hari puasa, Anda mengonsumsi sekitar 500-600 kalori. Misalnya, jika Anda memilih hari Selasa dan Jumat sebagai hari puasa, Anda makan normal pada hari lainnya dan hanya makan sedikit pada hari-hari tersebut. Metode ini memberi fleksibilitas dalam memilih hari puasa dan tidak membatasi waktu makan setiap hari.
5. Eat-Stop-Eat
Metode ini melibatkan puasa selama 24 jam secara berkala, biasanya satu atau dua kali dalam seminggu. Sebagai contoh, jika Anda makan terakhir pada pukul 7 malam, Anda tidak makan lagi hingga pukul 7 malam keesokan harinya. Metode ini lebih ekstrem dan mungkin lebih sulit untuk dipertahankan karena puasa yang lebih lama. Namun, banyak orang menemukan manfaat dari puasa yang lebih panjang ini dalam hal kontrol berat badan dan perbaikan metabolisme.
6. Alternate-Day Fasting (ADF)
Dalam metode ini, Anda berpuasa setiap hari bergantian. Pada hari puasa, Anda dapat membatasi kalori hingga sekitar 500-600 kalori atau tidak makan sama sekali. Pada hari non-puasa, Anda makan seperti biasa tanpa batasan. Metode ini cukup ekstrem karena melibatkan puasa setiap hari, yang mungkin tidak cocok untuk semua orang, tetapi dapat efektif untuk penurunan berat badan dan peningkatan kesehatan metabolik.