Meskipun daging adalah sumber nutrisi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin B12, mengonsumsinya dalam jumlah berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan tubuh. Berikut adalah beberapa bahaya yang dapat timbul akibat kebanyakan mengonsumsi daging:
1. Risiko Penyakit Jantung:
Kebanyakan mengonsumsi daging merah, terutama yang diproses, telah terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung. Daging merah tinggi lemak jenuh dan kolesterol dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah, yang merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung.
2. Peningkatan Risiko Kanker:
Konsumsi daging merah yang berlebihan telah dikaitkan dengan peningkatan risiko beberapa jenis kanker, termasuk kanker usus besar, kanker lambung, dan kanker pankreas. Zat-zat karsinogenik yang terbentuk selama pemrosesan dan pengolahan daging dapat menyebabkan kerusakan pada DNA dan memicu pertumbuhan sel kanker.
3. Gangguan Metabolisme:
Daging merah yang tinggi lemak jenuh dan kalori dapat menyebabkan gangguan metabolisme tubuh. Konsumsi berlebihan daging merah telah dikaitkan dengan obesitas, resistensi insulin, dan peningkatan risiko diabetes tipe 2.
4. Gangguan Pencernaan:
Daging merah yang tinggi lemak dan diproses dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti sembelit, diare, dan sindrom iritasi usus besar (IBS). Selain itu, zat tambahan seperti pengawet dan penguat rasa yang sering ditemukan dalam daging olahan juga dapat memicu masalah pencernaan.
5. Penyakit Kronis Lainnya:
Kebanyakan mengonsumsi daging telah dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kronis lainnya, termasuk osteoporosis, penyakit Alzheimer, dan penyakit ginjal. Tingginya kandungan protein hewani dalam daging merah dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat dalam darah, yang dapat memicu batu ginjal dan masalah ginjal lainnya.
6. Dampak Lingkungan:
Selain dampak pada kesehatan individu, kebanyakan mengonsumsi daging juga memiliki dampak negatif pada lingkungan. Produksi daging, terutama daging merah, memerlukan konsumsi sumber daya yang besar, termasuk air dan lahan. Selain itu, industri peternakan juga merupakan penyumbang utama gas rumah kaca dan polusi lingkungan lainnya.
7. Resistensi Antibiotik:
Industri peternakan yang intensif sering menggunakan antibiotik secara rutin untuk mencegah penyakit dan meningkatkan pertumbuhan hewan. Hal ini dapat menyebabkan resistensi antibiotik, di mana bakteri menjadi tidak responsif terhadap antibiotik tertentu, yang membahayakan efektivitas pengobatan infeksi bakteri pada manusia.